Aper di cerita si cita-cita,
hanya membangkit nafsu dan dendam,
usah di cita si pucuk cita,
jika dendam belum lagi terpadam.
Nilai apa pada sang juara,
menangguk air keroh ditepian,
Nilai apa pada pemedang pujangga,
nama yang mekar menjadi sebutan.
Cuaca mendung hitam si awan,
gempita guruh berganti siulan,
Lawanku bertahan dijurus taufan,
aku menanti penuh harapan.
Wednesday, August 29, 2007
Sakti hati
Posted by Zan at 8:29 AM
Labels: juara, mati pucuk, pantun, pucuk, pucuk paku, pucuk ubi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ceriterar...
-
▼
2007
(40)
-
▼
August
(13)
- Sakti hati
- Merajai dunia setiakawan....
- pertarungan terakhir
- Untuk pendekar-pendekar pedang sekalian...mungkin ...
- mempelbagaikan
- Gopi Kopi....'kebangkitan'
- Hikmat Angin Syaitan Membelah Syurga
- kebangkitan..
- Badi Suram
- yamato no hane !!!
- Nampaknye kemenangan yg di kecapi oleh Ayah Sejuk ...
- Pedang Syaitan Hanya Nama
- kisah pedang-pedang
-
▼
August
(13)
4 comments:
mcm ini punyer puisi kasik main tepi tasik sambil memetik gondola laa bai...
kakakaka... ade makne tersirat tu bang.. puitis sindiran kalbu... ok geng selamat memajukan himat di pertapaan ramadan..
kekekekek...siap ader puisi siut....nih sure pasal dia slalu denga kat radio or tgk kat tv A Samad Said deklamasi puisi....
A samad said kasik call gua dalam mimpi.. muahahahha
Post a Comment