Hanya Sekadar Di Pinggiran

Tiada apa yang dapat dikatakan, selain dari angin yang membawa debu-debu kota. Tiada nafas sendu yang terhias, selain dari senyuman hati di dalam kalbu. Angin yang di kata laju bak puting beliung hanya sekadar bertiup di siang hari, tapi sayang seribu kali sayang, angin dingin sepoi-sepoi menyelebungi medan pertarungan. Dengan keyakinan yang teguh dan kecekalan yang tidak berbelah bagi, Kesaktian yang sering diperlekehkan dan Kedinginan yang sering diremehkan, menjadi rintangan pula terhadap tiupan lintang pukang membujur lalu melintang patah angin kencang yang datang entah dari mana. Angin kencang yang sentiasa, sentiasa, sentiasa di selubungi mimpi2 indah waktu dulu. Mereka kata, paluan phoenix bukan jurusan biasa, dan mereka pernah berkata, gendangan syaitan amat membingitkan. Pernah juga mereka berkata, keredupan pandangan dari kampung keramat memerhati dengan bengis. Dan tidak hairan mereka juga mengatakan, Tanpa Nama hadir bagaikan penawar . Berikan kami, apa saja kegemuruhan itu, jangan sampai di bawa mimpi, jangan sampai di semat di nurani, jangan sampai tersemadi ke bumi.
Sekilas pandang, kehadiran Pedang Sakti dan Ayah Sejuk, hanya sekadar dipinggiran.